Mungkin Anda pernah memperhatikan, saat komputer dinyalakan, maka dilayar akan muncul berbagai tulisan putih dengan latar belakang hitam, yang dengan cepat akan berganti dengan logo Operating System Anda (Windows, Linux, OSX, dsb.). Tulisan tersebut adalah hasil pengecekan hardware oleh BIOS.
Apa itu BIOS?
BIOS (Basic Input/Output System) adalah software kecil yang ditanamkan dalam sebuah chip EEPROM (Electrically Erasable Programmable-Read-Only-Memory) di mainboard secara semi-permanen, yang dirancang agar dijalankan pertama kali setiap kali komputer dinyalakan. Fungsinya untuk mengidentifikasi, mengecek dan men-inisialisasi berbagai macam hardware yang terpasang di komputer, seperti keyboard, harddisk, DVD drive, video card, dsb. Setelah BIOS selesai mengecek dan memberi lampu hijau, baru Operating System akan mulai dijalankan. Proses inilah yang sering disebut booting.
Didalam BIOS juga terdapat berbagai setting yang mengatur bagaimana hardware tertentu harus di-inisialisasi. Biasanya untuk dapat masuk ke menu BIOS, kita harus menekan tombol tertentu (F2 atau Del) sesaat setelah komputer dinyalakan, sesuai perintah dilayar.
Dalam menu BIOS ini Anda dapat mengatur urutan Operating System di device mana yang akan dicoba dijalankan terlebih dulu (Boot Sequence), menyalakan atau mematikan komputer di jam/hari tertentu secara otomatis, mengecek voltase power supply atau mengatur kecepatan kipas pendingin, sampai memberi password agar setting BIOS ini tidak dapat diubah orang yang tidak berhak.
Perhatian: karena langsung mengatur hardware, BIOS sangat 'powerful', namun apabila salah setting sangat mungkin berakibat fatal. Mengubah setting BIOS secara sembarangan dapat mengakibatkan sistem tidak berjalan dengan semestinya.
Jika hendak mengubah setting namun tidak yakin akibatnya, ubahlah satu setting saja dan catat dikertas. Lalu jalankan komputer dan cek hasil perubahan itu. Jika hasilnya tidak sesuai keinginan, restart komputer lalu kembalikan setting BIOS ke semula, baru coba mengubah setting lainnya.
Beberapa tahun yang lalu, muncul virus 'CIH' alias 'Chernobyl' yang mampu menghapus isi BIOS sampai komputer tidak dapat dipakai lagi tanpa perbaikan yang cukup rumit. Namun mainboard masa kini sudah tidak lagi menggunakan tipe chip yang rentan terhadap virus ini, dan beberapa merk bahkan mempunyai BIOS ganda (sampai dua bahkan empat) sehingga seandainya BIOS utama rusak, secara otomatis diperbaiki dengan cadangannya.
Lagipula OS modern (Windows XP, Vista, Linux) tidak mengijinkan program di user mode mengakses langsung ke hardware, sehingga boleh dibilang, virus CIH (dan sejenisnya) kini sudah tidak lagi menjadi ancaman.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar